Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Gresik menyelenggarakan seminar bertema “Mengenal HIV/AIDS dan Penanganannya melalui Komplementer Berbasis Budaya” pada Jumat, 21 November 2025, bertempat di Aula Lantai 2 Universitas Gresik. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Keperawatan semester 1 dan 3 serta mahasiswa Prodi K3 semester 1, 3, dan 5.
Acara
diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan
penyampaian safety induction oleh mahasiswa K3, Irhamsyah Adji dan Angel Eka
Putri Kartini. Setelah itu, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) antara FIKes Universitas Gresik dan Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Gresik. Penandatanganan MoU oleh Retno
Twistiandayani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan FIKes dan Nur Chakim, S.Kep.,
Ners selaku Kepala KPA Kabupaten Gresik tersebut menjadi simbol komitmen
bersama dalam memperkuat edukasi, pendampingan, dan pencegahan HIV/AIDS di
lingkungan kampus maupun masyarakat.
Setelah
penandatanganan MoU, kegiatan berlanjut ke sesi seminar yang menghadirkan dua
narasumber. Pada sesi pertama, Nur Chakim, S.Kep., Ners, menyampaikan materi
terkait perkembangan terbaru mengenai HIV/AIDS. Beliau menguraikan strategi
global Three Zero—zero new infection, zero discrimination, dan zero
AIDS-related death—sebagai upaya penanggulangan yang terus digencarkan secara
internasional. Selain itu, beliau memberikan penjelasan mendalam mengenai jalur
penularan HIV untuk meluruskan berbagai miskonsepsi yang masih sering beredar
di masyarakat, sekaligus mengurangi stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
Materi
kedua dipaparkan oleh Zuhrufah Aini, A.Md. Battra, yang membahas mengenai pengobatan
komplementer berbasis budaya sebagai dukungan peningkatan daya tahan tubuh bagi
pasien HIV/AIDS. Beliau memperkenalkan sejumlah tanaman herbal lokal, seperti
temulawak, kunyit, jahe, serta beberapa ramuan tradisional lainnya yang
berpotensi membantu menjaga kondisi fisik pasien. Meski demikian, beliau
menegaskan bahwa metode komplementer hanya bersifat pendukung dan tidak dapat
menggantikan terapi medis utama seperti antiretroviral (ARV).
Seminar berlangsung secara interaktif dan mendapatkan respons positif dari para peserta. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai HIV/AIDS, memiliki sikap empatik terhadap ODHA, serta mampu memberikan edukasi kesehatan berbasis bukti kepada masyarakat. Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah awal FIKes Universitas Gresik dalam memperkuat peran akademisi dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.